Langsung ke konten utama

Obama Kunjungi Candi Prambanan Ingat Masa Kecil




Presiden Amerika Serikat ke-44 Barack Obama mengajak keluarganya berlibur ke Candi Prambanan, Sleman, Yogyakarta. Saat melihat anak kecil berfoto. ia terkenang masa kecil yang juga pernah menjejakkan kaki di kompleks candi berusia ratusan tahun itu.

Ketua Unit Candi Prambanan Manggar Sari Ayuwati, yang mendampingi Obama berkeliling Candi Prambanan, mengatakan, saat masuk ke kompleks candi, Obama melihat ada anak kecil yang sedang berfoto. Saat itulah Obama bercerita bahwa ia juga pernah di tempat tersebut dan berfoto. Obama mengatakan saat itu ia masih kecil. 

"Pas di Candi Nandi, dia ingat. Dia cerita pernah ke sini waktu kecil. Dia lihat ada anak kecil di situ, kemudian dia bilang dia pernah ke sini dan foto," kata Manggar Sari di Candi Prambanan, Kamis (29/6/2017).

Obama dan rombongan berjalan-jalan di Prambanan selama sekitar 1 jam. Masih hangat dalam benak mantan orang nomor 1 di negara adidaya itu akan rupa reruntuhan Prambanan.

"Dia masih ingat waktu kecil dulu. Dia juga dulu lihat runtuhan-runtuhan, masih ingat. Jadi ini kedua kalinya di Prambanan," ucap Manggar.

Sekitar 1 jam di kompleks Candi Prambanan, dia melihat semua candi. Semuanya ia sambangi, dari Candi Brahma, Siwa, Wisnu, hingga Nandi. Kemudian Obama juga memperhatikan relief-relief dengan teliti dan memfoto-fotonya. 


Obama pernah tinggal di Indonesia pada 1967-1971. Ayah tirinya, Lolo Soetoro, berkebangsaan Indonesia dan meraih gelar sarjana di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. (aaa/dtk)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pelukis Affandi dan Keluarganya Tidak Asing dengan Prambanan

Google hari ini Senin (1/5/2017 mengenang salah satu Maestro seni lukis Indonesia,  Affandi  Koesoema.   Google doodle   tampil dengan gaya ekspresionisme khas Affandi, untuk merayakan hari lahirnya ke-110. Ini mengingatkan penulis pada kiprahnya melukis di Prambanan. Paling sering Affandi melukis di Pasar Sapi Prambanan (lama) yang letaknya antara dusun Koplak Kebondalem Kidul dan Kranggan Bokoharjo, Pasarnya sendiri masuk dusun Koplak. Kalau sudah siap dengan peralatannya, ia asyik melukis. Cotot sana- cotot sini (maksudnya di kanvas), lalu jari jemarinya meratakan cat yang ada di kanvas. Jadilah lukisan yang dimaksud. Abstrak, meski obyeknya hal yang nyata. Bisa sapi, bisa pedagang, bisa bakul, dan bisa juga dokar dengan kudanya.   Keahliannya melukis ternyata menurun pada putrinya Kartika Affandi. Gaya lukisannya hampir sama dengan bapaknya, tetapi lebih realistis ketimbang bapaknya. Ia juga mewarisi julukan Maestro. Tahun 2016 lalu Kartika melukis di seputaran Candi

Prambanan Jadi Saksi Sejarah Bertemunya Banser NU dan Kokam Muhammadiyah

Selama ini terkesan seperti perang dingin, antara Gerakan Pemuda Ansor dengan Pemuda Muhammadiyah. Untuk waktu yang relatif lama, tidak pernah terjadi bentrok fisik, perkelahian, dan sejenisnya antara kedua belah pihak walau mengalami perbedaan ideologis, paham, dan ajaran yang laten dan tajam. Dari urusan  ubudiyah  yang bersifat fikih ( ijtihadi ), sampai strategi dakwah dan sikap mengenai persoalan kemasyarakatan, kebangsaan, dan persoalan global. Perbedaan  khilafiyah  sejak ratusan tahun yang lalu utamanya sekitar 1912-1926 bahkan sampai kini kerap mewarnai diskusi-diskusi kecil di masjid, musala, surau, warung-warung kopi, bahkan di lembaga persekolahan dan madrasi. Perbedaan  qunut  Salat Subuh, azan dua kali dalam penyelenggaraan Salat Jumat, bacaan  ushalli  dalam salat,  mitoni  dan  ngapati  dalam kehamilan, perbedaan rakaat Salat Tarawih sampai tahlil,  manaqib  hingga ziarah kubur. Sikap NU yang adaptif terhadap budaya di masyarakat sering dituduh sebagai  ahli tahayul

NASKAH KHOTBAH ‘IDUL ADHA 1438 H DI LAPANGAN KRIDA SAKTI KEBONDALEM KIDUL

Oleh: Muh. Hafidz Akbar, Lc الحمد لله حمدًا طيبًا كثيرًا مباركًا فيه، لا نحصي ثناء عليه كما أثنى هو على نفسه، أبهج بالعيد نفوسَنا، وشرع لنا أضحيَّتَنا، وأكْمل لنا ديننا، وأتمَّ نعمته علينا، ودفَع السوء عنا، ومن كل خير أنالنا، هو ربُّنا ومالكنا ومعبودنا، نواصينا بيده، ماضٍ فينا حكمه، عدلٌ فينا قضاؤه، لا إله إلا هو الرحمن الرحيم. الحمد لله نحمده ونشكره، ونتوب إليه ونستغفره، يجزي على الحمد حمدًا وفضلاً، ويكافئ على الشكر زيادة وبِرًّا، ويدفع بالاستغفار عقوبةً ويغفر ذنبًا، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، عمَّ فضلُه العالمين، ووسع إحسانُه الخلقَ أجمعين، وكتب رحمتَه للمؤمنين، وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله، أنار الله - تعالى - به الطريق للسالكين، ورفع ذِكره في العالمين، وجعله حُجةً على العباد أجمعين، صلى الله وسلم وبارك عليه وعلى آله وأصحابه السادة المتقين، والغر الميامين، وعلى التابعين لهم بإحسان إلى يوم الدين. الله أكبر، كم من داعٍ بالأمس قد استجيب! والله أكبر، كم من واقفٍ بعرفة قد قُبِل! والله أكبر، كم من حاجٍّ خرج من ذنوبه كيومَ ولدتْه أمُّه! والله أكبر، كم يراق في هذا