Langsung ke konten utama

Orkestra MSO Tampilkan Lagu Cublak Cublak Suweng di Prambanan




Lagu Cublak-cublak Suweng  menjadi istimewa dibawakan oleh kelompok orkestra Melbourne Symphony Ochestra (MSO) yang berkolaborasi dengan alumni Youth Music Camp Yogyakarta, Jumat malam, 4 Agustus 2017. Apalagi penampilan mereka dilatarbelakangi Candi Prambanan yang merupakan warisan budaya dunia.

Dengan balutan pencahayaan nan megah, Candi Prambanan yang menjadi latar panggung pun terlihat menonjol. Tepat pukul 20.00 WIB, penonton mulai terpana akan sajian symphony musik yang mulai mengalun. Apalagi, pertunjukan di pelataran candi yang beralaskan rumput dan beratapkan langit itu didukung dengan cuaca yang cerah.

Hal itu otomatis menciptakan sebuah sajian pertunjukan yang memadukan antara musik, sejarah, budaya, teknologi serta kerlipan bintang-bintang di langit nan mempesona. Tak heran, seluruh penonton yang memadati bangku pun terlihat menikmati setiap alunan dengan syahdu.

Lagu Cublak-cublak Suweng menjadi kejutan tersendiri bagi penonton di tengah-tengah lagu orkestra yang telah umum diperdengarkan. Sehingga mendapat appalus dari penonton, apalagi aransemennya demikian apik. 

Lagu-lagu lain yang diperdengarkan, antara lain Trumpet Concerto in E Flat, Symphoni No 2,dan Third Sonata for String Jabiru Dream serta lagu lainnya termasuk lagu Candi Sewu.  Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menyambut baik pertunjukan ini, karena kegiatan ini adalah sebuah kehormatan bagi Yogyakarta. 

"Karena Yogyakarta dipilih menjadi tempat pertunjukan salah satu orkestra terbaik di dunia," ujarnya yang juga turut menyaksikan pertunjukan orkestra yang telah berdiri sejak 1906 tersebut.

Orkestra ini dimainkan oleh 40 musisi dari MSO berkolaborasi dengan 16 musisi muda dari Yogyakarta yang pernah mengikuti Youth Music yang sekolah di Sekolah Menengah Musik dan Institut Seni Indonesia. Konser ini dihadiri sekitar 700 undangan yang termasuk dari Kedutaan Besar Australia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Gubernur DIY, Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X, para pejabat di lingkungan Pemda DIY serta para pengusaha. (aaa)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pelukis Affandi dan Keluarganya Tidak Asing dengan Prambanan

Google hari ini Senin (1/5/2017 mengenang salah satu Maestro seni lukis Indonesia,  Affandi  Koesoema.   Google doodle   tampil dengan gaya ekspresionisme khas Affandi, untuk merayakan hari lahirnya ke-110. Ini mengingatkan penulis pada kiprahnya melukis di Prambanan. Paling sering Affandi melukis di Pasar Sapi Prambanan (lama) yang letaknya antara dusun Koplak Kebondalem Kidul dan Kranggan Bokoharjo, Pasarnya sendiri masuk dusun Koplak. Kalau sudah siap dengan peralatannya, ia asyik melukis. Cotot sana- cotot sini (maksudnya di kanvas), lalu jari jemarinya meratakan cat yang ada di kanvas. Jadilah lukisan yang dimaksud. Abstrak, meski obyeknya hal yang nyata. Bisa sapi, bisa pedagang, bisa bakul, dan bisa juga dokar dengan kudanya.   Keahliannya melukis ternyata menurun pada putrinya Kartika Affandi. Gaya lukisannya hampir sama dengan bapaknya, tetapi lebih realistis ketimbang bapaknya. Ia juga mewarisi julukan Maestro. Tahun 2016 lalu Kartika melukis di seputaran Candi

Prambanan Jadi Saksi Sejarah Bertemunya Banser NU dan Kokam Muhammadiyah

Selama ini terkesan seperti perang dingin, antara Gerakan Pemuda Ansor dengan Pemuda Muhammadiyah. Untuk waktu yang relatif lama, tidak pernah terjadi bentrok fisik, perkelahian, dan sejenisnya antara kedua belah pihak walau mengalami perbedaan ideologis, paham, dan ajaran yang laten dan tajam. Dari urusan  ubudiyah  yang bersifat fikih ( ijtihadi ), sampai strategi dakwah dan sikap mengenai persoalan kemasyarakatan, kebangsaan, dan persoalan global. Perbedaan  khilafiyah  sejak ratusan tahun yang lalu utamanya sekitar 1912-1926 bahkan sampai kini kerap mewarnai diskusi-diskusi kecil di masjid, musala, surau, warung-warung kopi, bahkan di lembaga persekolahan dan madrasi. Perbedaan  qunut  Salat Subuh, azan dua kali dalam penyelenggaraan Salat Jumat, bacaan  ushalli  dalam salat,  mitoni  dan  ngapati  dalam kehamilan, perbedaan rakaat Salat Tarawih sampai tahlil,  manaqib  hingga ziarah kubur. Sikap NU yang adaptif terhadap budaya di masyarakat sering dituduh sebagai  ahli tahayul

NASKAH KHOTBAH ‘IDUL ADHA 1438 H DI LAPANGAN KRIDA SAKTI KEBONDALEM KIDUL

Oleh: Muh. Hafidz Akbar, Lc الحمد لله حمدًا طيبًا كثيرًا مباركًا فيه، لا نحصي ثناء عليه كما أثنى هو على نفسه، أبهج بالعيد نفوسَنا، وشرع لنا أضحيَّتَنا، وأكْمل لنا ديننا، وأتمَّ نعمته علينا، ودفَع السوء عنا، ومن كل خير أنالنا، هو ربُّنا ومالكنا ومعبودنا، نواصينا بيده، ماضٍ فينا حكمه، عدلٌ فينا قضاؤه، لا إله إلا هو الرحمن الرحيم. الحمد لله نحمده ونشكره، ونتوب إليه ونستغفره، يجزي على الحمد حمدًا وفضلاً، ويكافئ على الشكر زيادة وبِرًّا، ويدفع بالاستغفار عقوبةً ويغفر ذنبًا، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، عمَّ فضلُه العالمين، ووسع إحسانُه الخلقَ أجمعين، وكتب رحمتَه للمؤمنين، وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله، أنار الله - تعالى - به الطريق للسالكين، ورفع ذِكره في العالمين، وجعله حُجةً على العباد أجمعين، صلى الله وسلم وبارك عليه وعلى آله وأصحابه السادة المتقين، والغر الميامين، وعلى التابعين لهم بإحسان إلى يوم الدين. الله أكبر، كم من داعٍ بالأمس قد استجيب! والله أكبر، كم من واقفٍ بعرفة قد قُبِل! والله أكبر، كم من حاجٍّ خرج من ذنوبه كيومَ ولدتْه أمُّه! والله أكبر، كم يراق في هذا