Foto Sultan HB X berdiri dibelakang Presiden Jokowi yang tengah berpose dengan para tokoh di acara apel kebangsaan bersama Kokam dan Banser menjadi viral dan disorot sejumlah netizen. Mereka ada yang menyayangkan mengapa demikian, tetapi sebetulnya faktanya tidak begitu.
Foto tersebut pertama kali diunggah oleh Ketum Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak. Dalam foto tersebut ada Dahnil, Presiden Jokowi, Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas, Menpora Imam Nahrawi, Menkopolhukam Wiranto, dan salah seorang pengurus Kokam.
"Setelah Apel Pemuda Islam di Candi Prambanan," kata Dahnil dalam posting-annya pada Sabtu (16/12/2017).
Foto tersebut lantas mendapatkan sejumlah tanggapan. Namun ada sebagian netizen yang terfokus pada sosok Sultan yang ada di belakang grup foto tersebut. Foto bareng tersebut dianggap tidak sopan terhadap Sultan.
Dimintai konfirmasi mengenai sorotan sebagian netizen ini, Dahnil angkat bicara. Dia menjelaskan situasi saat foto bersama yang diatur sedemikian rupa oleh Paspampres. Menurut Dahnil, sebetulnya pada saat itu ada Panglima TNI Laksamana Hadi Tjahjanto, Seskab Pramono Anung, dan pejabat lain:
Berikut penjelasan lengkap Dahnil, Senin (18/12) :
Foto itu diambil di tengah kerumunan 20 ribu massa Kokam dan Banser, yang dipagari oleh Paspampres agar tidak terlalu mendekati Presiden. Presiden didampingi Menkopolhukam, Panglima TNI, Menpora, Gubernur DIY, Menseskab, Bu Susi, Mendikbud, Gubernur Jawa Tengah berkeliling mendekati peserta untuk sesi foto-foto secara bergiliran. Diatur oleh Paspampres. Ada moment Presiden Foto bersama Sultan dan para menteri bersama peserta dan ada pula sesi foto Presiden bersama 2 Pimpinan Puncak Pemuda Muhammadiyah dan GP Ansor seperti di foto itu di Tengah kerumunan Kokam dan Banser, nah kebetulan di belakang itu tertangkap kamera Sultan, sebenarnya disamping Sultan itu ada Panglima TNI dan Menseskab dan lain-lain. Jadi, saya prihatin melihat perilaku beberapa pihak yang tidak senang dengan silahturahim Pemuda Muhammadiyah dan GP Ansor, kemudian menebar fitnah dan tuduhan macam-macam, perilaku menebar fitnah dan kebencian seperti itu harus dihentikan, karena negeri ini tidak Akan "berkah" bila dibangun dan diisi oleh anak muda atau kelompok masyarakat atau sebut lah kelompok politik yang hobinya menebar fitnah dan kebencian. Silahturahim dan Tabayun penting dibangun.Dahnil juga mengirimkan foto-foto lain yang terkait dengan foto di atas. Ini foto-foto itu:
Apel Kebangsaan Kokam-Banser (Foto: dok. Pemuda Muhammadiyah)
|
Foto: Apel Kebangsaan Kokam-Banser/Dok Pemuda Muhammadiyah
|
Apel Kebangsaan Kokam-Banser (Foto: dok. Pemuda Muhammadiyah)
|
(bpp/dtk)
Komentar
Posting Komentar