Langsung ke konten utama

Prambanan Jadi Saksi Sejarah Bertemunya Banser NU dan Kokam Muhammadiyah



Selama ini terkesan seperti perang dingin, antara Gerakan Pemuda Ansor dengan Pemuda Muhammadiyah. Untuk waktu yang relatif lama, tidak pernah terjadi bentrok fisik, perkelahian, dan sejenisnya antara kedua belah pihak walau mengalami perbedaan ideologis, paham, dan ajaran yang laten dan tajam. Dari urusan ubudiyah yang bersifat fikih (ijtihadi), sampai strategi dakwah dan sikap mengenai persoalan kemasyarakatan, kebangsaan, dan persoalan global.

Perbedaan khilafiyah sejak ratusan tahun yang lalu utamanya sekitar 1912-1926 bahkan sampai kini kerap mewarnai diskusi-diskusi kecil di masjid, musala, surau, warung-warung kopi, bahkan di lembaga persekolahan dan madrasi. Perbedaan qunut Salat Subuh, azan dua kali dalam penyelenggaraan Salat Jumat, bacaan ushalli dalam salat, mitoni dan ngapati dalam kehamilan, perbedaan rakaat Salat Tarawih sampai tahlil, manaqib hingga ziarah kubur.

Sikap NU yang adaptif terhadap budaya di masyarakat sering dituduh sebagai ahli tahayul bid'ah dan khurafatberbanding terbalik dengan Muhammadiyah dengan jargonnya pemurnian (purifikasi) Islam. Dalam perkembangannya, perdebatan itu mulai mereda seiring dengan munculnya kelompok Islam baru, yang disinyalir sebagai gerakan trans-nasional. Energi kedua organisasi besar wa 'ala alihi washagbihi ajmain ini seakan sibuk menangkis bahkan berhadapan dengan organisasi baru tersebut. 

Mereka ingin menegakkan khilafah Islamiyah, mempertanyakan Pancasila, dan menuduh saudara sesama muslim yang menjadi pemimpin negeri ini sebagai thaghut, bahkan kerap menganggap saudara muslim yang berbeda paham sebagai kafir (takfiri). Juga, persambungannya dengan isu-isu yang di usung oleh ISIS yang jelas-jelas jauh dari spirit dan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil alamin.

Sabtu, 16 Desember 2017 menjadi momen bersejarah bagi kedua organisasi besar yang sama-sama mengusung moderasi Islam, yaitu Gerakan Pemuda Ansor-Barisan Ansor Serbaguna (Banser) dengan Kokam Muhammadiyah. Mereka bertemu dalam Apel Kebangsaan yang dirangkai dengan Kemah Kebangsaan di Plataran Candi Prambanan, Klaten, Jawa Tengah. 

Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qaumas (Gus Tutut) bergandengan tangan dengan Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Daniel Simanjuntak. Gus Tutut di hadapan Presiden Joko Widodo bertugas membacakan teks Pancasila, sedangkan Daniel Simanjuntak membaca Deklarasi Pemuda Islam Indonesia. MC dari Pemuda Muhammadiyah, sementara Komandan Upacara dari Banser yang dilakukan oleh Komandan Satuan Koordinasi Nasional Alfa Isnaini. 

Sedangkan, yang membaca doa Sekretaris Majelis Dzikir dan Rijalul Ansor KH. Mahfudz Hamid (Gus Mahfudz). Sungguh pemandangan yang langka persaudaraan lintas ideologis, dan seperti warna-warni pelangi yang sangat indah dipandang. Kurang lebih 20.000 anggota Banser dan Kokam membaur dalam sebuah apel yang digagas untuk meneguhkan komitmen kebangsaan, persatuan, dan cinta bumi. 

Sungguh pertemuan yang mengharukan. Saya sendiri merinding menyaksikan peristiwa mahapenting ini. Seakan kedua pemimpin organisasi kepemudaan moderat itu melupakan semua yang pernah terjadi. Perbedaan ideologi, paham, dan ajaran diletakkan serendah-rendahnya digantikan dengan semangat persatuan, kebersamaan, dan komitmen antarsesama pemuda Islam Indonesia untuk membangun negeri.

Kegiatan ini bermula dari adanya pertemuan Gus Yaqut dan Daniel bersama Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrowi dalam sebuah acara santai. Presiden Jokowi merespons dengan baik, sampai-sampai mengagendakan khusus untuk datang dalam Apel Kebangsaan di Prambanan ini. Namun, tanpa kesadaran kedua tokoh kita ini pertemuan dan apel kebangsaan itu tak mungkin terjadi. 

Ini adalah sejarah pemuda Islam Indonesia, sejarah bangsa, dan sejarah bagi siapapun yang ingin membangun ke-Indonesiaan. Benar-benar Prambanan menjadi saksi sejarah bertemunya kedua organisasi Islam moderat, Banser NU dan Kokam Muhammadiyah. Publik menaruh harapan besar terhadap kedua ormas kepemudaan ini, di saat munculnya kontestasi paham dan gerakan Islam radikal pengusung paham salafi wahabi yang anti Pancasila dan NKRI, dan khilafah Islamiyah menjadi tujuan akhir dari perjuangannya. 

Dipilihnya Candi Prambanan sebagai tempat Apel Kebangsaan, menurut Menpora Imam Nahrowi adalah untuk menunjukkan bahwa Indonesia ini sangat plural dan bhinneka tunggal ika. Tema "Pemuda Hebat Menjaga Bumi" dipilih untuk menegaskan komitmen pemuda Indonesia untuk menjaga bumi Indonesia, NKRI tercinta agar tetap lestari untuk kebaikan generasi, secara ideologis dan juga ekologis. 

"Perbedaan agama, suku, ras, dan budaya tidak akan mengurangi komitmen persatuan sebagai negara-bangsa yakni satu bangsa, satu nusa, satu bahasa --Indonesia," kata Imam Nahrowi. Komitmen ke-Indonesiaan harus menjadi jiwa yang selalu tertanam dalam hati setiap anak bangsa.

Pesan yang sangat jelas disampaikan Presiden Jokowi saat menjadi Inspektur Upacara dalam Apel Kebangsaan tersebut. "Ukhuwah wathaniyahislamiyah dan basariyah yang toleran di Indonesia ini menjadikan inspirasi bagi dunia untuk menciptakan perdamaian di negaranya. Anda semua adalah sebagai pewaris darah juang para ulama, KH Hasyim Asy'ari dan KH. Ahmad Dahlan. Kita harus mencontoh mereka sebagai pejuang yang menciptakan Islam yang rahmatallil alamin di Indonesia."

Pesan lain yang disampaikan Jokowi pada para pemuda Islam Indonesia ini adalah agar GP Ansor dan Pemuda Muhammadiyah meningkatkan kapasitas diri, inovasi, dan kewirausahaan untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang baldatun thoyyibatun warabbun ghafur. Kegiatan apel dilanjutkan dengan penanaman pohon di sekitar candi sebagai simbol cinta bumi. Tambah lengkap lagi diakhiri dengan sesi foto bersama Presiden Joko Widodo, Menko Polkam Wiranto, Menpora Imam Nahrowi serta sejumlah menteri lainnya. Tak ketinggalan antara pasukan Banser dengan Kokam Muhammadiyah. 

Sekali lagi, ini sayang untuk dilewatkan begitu saja untuk dicatat dengan tinta emas. Peristiwa ini akan selalu dikenang menjadi lembaran terindah dalam sejarah pergerakan pemuda Islam di Indonesia. Islam radikal harus dilawan dengan Islam moderat agar Indonesia tetap selamat. Wallahu a'lam bi al shawab.

Ruchman Basori Ketua Bidang Kaderisasi Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengelola Candi Prambanan Bidik Wisatawan Amerika Serikat dan Eropa

Usai kunjungan Obama ke Candi Prambanan, Pengelola objek wisata Candi Prambanan membidik wisatawan Amerika Serikat dan Eropa berkunjung ke Prambanan.  "Liburan mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama bisa mendongkrak kunjungan wisatawan mancanegara, khususnya asal benua Amerika dan Eropa," harap General Manager PT Taman Wisata Candi (TWC) Prambanan, Pujo Suwarno. Menurut Pujo Suwarno, liburan Obama bersama keluarganya ke Bali dan Jogja beberapa hari lalu tentu mengangkat pamor pariwisata Indonesia di mata dunia, termasuk kunjungannya ke Candi Prambanan. "Ini sebagai salah satu bukti destinasi Indonesia layak dikunjungi wisatawan mancanegara. Kemudian kedatangan mister Obama itu membuktikan objek-objek wisata kita aman. Apalagi disorot berbagai media asing yang langsung datang meliput. Harapannya ke depan tentu meningkatkan wisatawan dari Amerika dan Eropa agar bisa masuk sepuluh besar (pengunjung Candi Prambanan)," ujarnya. Menurut Pujo, selama ini...

Pesta Kopi Mandiri di Pelataran Candi Prambanan

PRAMBANAN,- Bank Mandiri, 22-23 April 2017, menyelenggarakan Pesta Kopi Mandiri di Pelataran Candi Prambanan. Pesta ini diselenggarakan dalam rangka event Mandiri Jogja Marathon yang berlangsung Ahad (23 April 2017). Kegiatan Pesta Kopi Mandiri di Candi Prambanan, melibatkan 20 stand. Event ini juga diikuti lebih dari 80 barista (pelayan kopi) di Yogyakarta. Pesta Kopi Mandiri di Yogyakarta, merupakan kegiatan awal dari program Mandiri Coffiesta yang digelar secara nasional di empat kota besar Setelah di Yogyakarta, kegiatan bersama komunitas penikmat kopi dan pengusaha atau merchant kopi, juga akan digelar di Jakarta, Medan dan Surabaya. Puncaknya, akan digelar lagi di Jakarta dengan tajuk Jakarta Coffee Week September mendatang. Penyelenggaraan pesta kopi di berbagai kota besar di Indonsia ini, karena  minum kopi sepertinya sudah menjadi tren dan gaya hidup. Bahkan di berbagai negara dunia, minum kopi menjadi gaya hidup yang banyak digemari. Melihat kondisi demikian ini...

Wisata ke Tebing Breksi Lanjutkan ke Candi Ijo

Candi Ijo berada di atas Tebing Breksi, jaraknya sekitar 500 meter. Karenanya, jika Anda berwisata ke Tebing Breksi, sempatkan juga ke Candi Ijo, Pemandangannya, lebih asyik dari pada di Tebing Breksi, Candi Ijo dibangun sekitar abad ke-9, di sebuah bukit yang dikenal dengan Bukit Hijau atau Gumuk Ijo yang ketinggiannya sekitar 410 m di atas permukaan laut. Karena ketinggiannya, maka bukan saja bangunan candi yang bisa dinikmati tetapi juga pemandangan alam di bawahnya berupa teras-teras seperti di daerah pertanian dengan kemiringan yang curam. Meski bukan daerah yang subur, pemandangan alam di sekitar candi sangat indah untuk dinikmati. Kompleks candi terdiri dari 17 struktur bangunan yang terbagi dalam 11 teras berundak. Teras pertama sekaligus halaman menuju pintu masuk merupakan teras berundak yang membujur dari barat ke timur. Bangunan pada teras ke-11 berupa pagar keliling, delapan buah lingga patok, empat bangunan yaitu candi utama, dan tiga candi perwara. Peletakan bang...